Archive | June 2013

MANUSIA DAN HARAPAN

DAFTAR ISI

BAB I :   PENDAHULUAN

  1. A.                    LATAR BELAKANG
  2. B.                     TUJUAN PENULISAN
  3. C.                    RUMUSAN MASALAH

BAB II:  PEMBAHASAN

BAB III: KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Harapan setiap manusia terus bertambah setiap harinya. Hal ini disebabkan karena manusia tidak pernah merasa puas dan ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang. Keadaan ini memiliki sisi baik dan buruk. Sisi baiknya adalah hal ini dapat menjadi motivasi bagi manusia untuk menuju arah kemajuan.

B.     Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menuntaskan tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang menjadi salah satu syarat kelulusan dalam proses pembelajaran di jenjang S1 Teknik Mesin Universitas Gunadarma. Selain itu, diharapkan makalah ini menjadi tulisan yang bermanfaat dan menjadi referensi bagi semua orang yang membacanya.

C.    Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dijelaskan di awal tadi, maka saya mengambil pokok masalah menjadi satu rumusan yang akan dibahas selanjutnya. Berikut adalah rumusan/pokok masalah yaitu harapan.

 

BAB II

PEMBAHASAN

Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu dapat terjadi. Sehingga, harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Harapan berkaitan dengan masa depan. Harapan dan cita-cita terdapat persamaan, diantaranya hal-hal yang menyangkut masa depan yang belum terwujud dan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.

Harapan tidak dapat terlepas dari masa sekarang dan masa lampau seseorang. Masa lampau memberikan pengalaman, masa sekarang memberikan pemikiran, dan masa depan merupakan harapan. Keinginan-keinginan manusia sebagai kelompok manusia yang terus meningkat akan berpengaruh pada wujud kebudayaan yang juga meningkat.

Untuk memperoleh apa yang diharapkan, seseorang perlu memiliki kemampuan dan kemauan yang keras. Tetapi, kemauan saja tanpa adanya tindakan maka akan sia-sia untuk mewujudkan harapan yang diinginkan. Kemauan pun harus benar-benar dari dalam hati kemudian dilakukan perencanaan yang matang sehingga semua aspek dapat terorganisasi dengan baik.

 

BAB III

KESIMPULAN

Harapan selalu berkaitan dengan masa yang akan datang. Namun, harapan juga tidak lepas dari masa sekarang dan masa lampau seseorang. Kebutuhan hidup seseorang yang semakin meningkat menyebabkan harapan di masa yang akan datang menjadi lebih baik.

 

DAFTAR PUSTAKA

Widyosiswoyo, Supartono. 1992. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia.

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

DAFTAR ISI

BAB I    :   PENDAHULUAN

  1. A.  LATAR BELAKANG
  2. B.   TUJUAN PENULISAN
  3. C.   RUMUSAN MASALAH

BAB II:  PEMBAHASAN

  1. A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
  2. B.  CITA-CITA
  3. C.  KEBAJIKAN
  4. D.  ETIKA 

BAB III: KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Setiap manusia memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda. Pengelompokkan pandangan hidup yang berbeda-beda akan menciptakan paham atau aliran. Aliran–aliran tersebut, misalnya individualisme, sosialisme, kapitalisme, dan lain-lain. Pandangan hidup tidak terlepas dari masalah nilai dalam kehidupan manusia. Pandangan hidup merupakan wujud pertama kebudayaan yang tidak terlepas dari nilai budaya.

 

B.     Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menuntaskan tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang menjadi salah satu syarat kelulusan dalam proses pembelajaran di jenjang S1 Teknik Mesin Universitas Gunadarma. Selain itu, diharapkan makalah ini menjadi tulisan yang bermanfaat dan menjadi referensi bagi semua orang yang membacanya.

 

C.    Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dijelaskan di awal tadi, maka saya mengambil pokok masalah menjadi 3 rumusan yang akan dibahas selanjutnya. Berikut adalah rumusan/pokok masalah :

  1. Pengertian Pandangan Hidup.
  2. Cita-cita
  3. Kebajikan
  4. Etika

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pandangan Hidup

Yang dimaksud dengan pandangan hidup adalah bagaimana manusia memandang kehidupan atau bagaimana manusia memiliki konsepsi tentang kehidupan. Akibat dari pandangan hidup yang berbeda-beda, maka timbullah secara umum pandangan hidup yang dapat dikelompok-kelompokkan disebut aliran atau paham. Misalnya, manusia yang mengutamakan diri sendiri yang menimbulkan paham individualisme dan manusia yang mengutamakan kepentingan umum  atau masyarakat yang menimbulkan paham sosialisme.

Berdasarkan nilai hidupnya, Eduard Spranger membagi manusia atas enam tipe, yaitu menusia ekonomi, politik, sosial, pengetahuan, seni, dan agama. Berdasarkan klasifikasi tersebut yang dimaksud dengan manusia ekonomi adalah orang yang suka bekerja, suka mengumpulkan harta, bersifat agak kikir, dan perhitungan. Sehingga, dari sifat-sifat manusia seperti itu akan lahir manusia yang disebut homo economicus yang mendasarkan kehidupannya terutama atas kepentingan ekonomi. Dalam abad XX ini, terdapat dua aliran besar dalam pemikiran atau pandangan ekonomi, yaitu kapitalisme dan sosialisme.

Dalam aliran kapitalisme, seorang individu akan berusaha sendiri mempergunakan modal uang dimilikinya untuk mengembangkan dirinya. Paham kapitalisme, umumnya berkembang di negara-negara Barat yang memiliki nilai hidup. Sedangkan, paham sosialisme umumnya berkembang di negara-negara Timur (negara berkembang). Oleh karena itu, negara yang diserahi rakyatnya mengurus kepentingannya, harus mengutamakan kepentingan umum agar kemiskinan dapat dihilangkan sehingga masyarakat menjadi sejahtera.

Pandangan hidup juga tidak terlepas dari masalah nilai dalam kehidupan manusia pada umumnya. Oleh karena itu, pandangan hidup yang sempurna yang merupakan wujud pertama kebudayaan tidak boleh terlepas dari nilai budaya. C. Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation mengemukakan tentang adanya lima masalah dasar manusia, yaitu manusia dan hidup, manusia dan karya, manusia dan waktu, manusia dan alam, manusia dan sesama manusia.

 

B.     Cita-cita

Dalam masalah manusia dengan waktu, wujud pandangan manusia yang berkaitan dengan waktu adalah cita-cita. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, cita-cita adalah keinginan, harapan, dan tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan tersebut merupakan orientasi yang ingin diperoleh pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita mempunyai pandangan masa depan dan merupakan pandangan hidup yang akan datang. Sehingga, cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan kata lain cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya. Dapat atau tidaknya seseorang mencapai apa yang dicita-citakannya, hal itu tergantung atas tiga faktor, yaitu manusia, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dita-citakannya, dan seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.

Suatu cita-cita tidak hanya dimiliki oleh individu saja, masyarakat dan bangsa memiliki cita-cita juga. Cita-cita suatu bangsa merupakan keinginan atau tujuan suatu bangsa. Misalnya, bangsa Indonesia mendirikan suatu negara yang merupakan sarana utuk menjadi suatu bangsa yang masyarakatnya memiliki keadilan dan kemakmuran. Sedangkan, bangsa Jerman di bawah kepemimpinan Adolf Hitler pernah bercita-cita agar bangsa Jerman dapat menjadi penguasa dunia.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan seperti hal-hal berikut ini. Baik individu, masyarakat, maupun negara, berhasilnya suatu cita-cita, dapat menimbulkan rasa puas, sebaliknya gagalnya suatu cita-cita, dapat menimbulkan frustasi. Pada umumnya cita-cita merupakan hal yang positif, tetapi apabila seseorang dalam usaha mencapai cita-citanya dilakukan dengan nafsu maka cita-citanya yang positif ini yang memiliki sifat ideal yang baik, dapat berkurang mutunya. Oleh karena itu, perlu diingat bahwa nafsu cenderung membawa manusia pada cara-cara yang negatif, mengubah yang tadinya positif menjadi negatif.

 

C.    Kebajikan

Kebajikan mengandung arti perbuatan baik, sesuatu yang mendatangkan kebaikan. Dengan demikian, maka kebajikan merupakan suatu tindakan (action) yang bersumber pada kebijakan, yaitu kepandaian atau kemahiran. Kata kebajikan dan kebijakan erat hubungannya dengan kebijaksanaan, yaitu kepandaian mempergunakan akal budi dalam mencapai suatu tujuan atau memecahkan suatu persoalan. Dikatakan bahwa kebajikan, kebijakan, maupun kebijaksanaan selalu bersumber pada suara hati yang sangat mendasar dan dalam. Sumber tersebut ada tiga, yaitu suara Tuhan, suara hati nurani manusia, dan suara masyarakat.

Kebajikan manusia secara nyata dan dapat dirasakan melalui tingkah lakunya. Dan, dalam hal ini, tingkah laku manusia sebagai perwujudan kebajikan inilah yang akan dikemukakan karena wujudnya dapat dilihat dan dirasakan. Karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri yang berbeda dari orang lain dan tergantung dari pembawaan, lingkungan, dan pengalaman.

 

D.    Etika

Istilah etika dalam bahasa Indonesia berasal dari kata Yunani ethos yang berarti watak kesusilaan dan adat. Jadi, hampir sama dengan pengertian moral yang berarti cara hidup atau adat. Etika dipergunakan dalam mengkaji suatu system nilai yang ada, misalnya etika itu sesuai atau tidak dengan norma yang berlaku. Sedangkan moral dipergunakan untuk perbuatan yang sedang dinilai, misalnya beramal merupakan perbuatan yang bermoral, sedangkan mencuri merupakan perbuatan yang tidak bermoral. Jadi, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sebaiknya manusia hidup dalam masyarakat, apa yang baik dan apa yang buruk; segala ucapan harus senantiasa berdasarkan hasil-hasil pemeriksaan tentang peri keadaan hidup dalam arti kata seluas-luasnya.

Penentuan segala sesuatu dalam masyarakat untuk memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Karena, norma merupakan aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu, benar atau salah, baik atau buruk.

 

BAB III

KESIMPULAN

 

Pandangan hidup merupakan bagaimana manusia memandang kehidupan. Setiap orang memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda dan melahirkan suatu paham. Wujud pandangan hidup manusia berkaitan dengan cita-cita, kebajikan, dan etika. Cita-cita merupakan pandangan hidup di masa yang akan datang. Kebajikan manusia secara nyata dan dapat dirasakan melalui tingkah lakunya. Dan, dalam hal ini, tingkah laku manusia sebagai perwujudan kebajikan inilah yang akan dikemukakan karena wujudnya dapat dilihat dan dirasakan. Karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri yang berbeda dari orang lain dan tergantung dari pembawaan, lingkungan, dan pengalaman. Dalam setiap perbuatan, manusia harus memahami etika yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga kehidupan dalam mermasyarakat menjadi tenang dan tenteram.

 

DAFTAR PUSTAKA

Widyosiswoyo, Supartono. 1992. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia.

MANUSIA DAN KEINDAHAN

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PENULISAN
C. RUMUSAN MASALAH

BAB II: PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KEINDAHAN
B. PERKEMBANGAN KESENIAN
C. ALIRAN-ALIRAN KESENIAN

BAB III: KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

 

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebudayaan diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, terutama kebutuhan hidup fisiknya. Setelah kebutuhan pokok dapat dipenuhi maka manusia menciptakan kesenian yang merupakan salah satu kebutuhan psikisnya yang tercukupi melalui rasa indah (seni rasa indah). Pada umumnya, kesenian dapat dinikmati oleh manusia melalui dua macam indera, yaitu indera mata dan indera telinga.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menuntaskan tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang menjadi salah satu syarat kelulusan dalam proses pembelajaran di jenjang S1 Teknik Mesin Universitas Gunadarma. Selain itu, diharapkan makalah ini menjadi tulisan yang bermanfaat dan menjadi referensi bagi semua orang yang membacanya.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dijelaskan di awal tadi, maka saya mengambil pokok masalah menjadi 3 rumusan yang akan dibahas selanjutnya. Berikut adalah rumusan/pokok masalah :
1. Pengertian Keindahan
2. Perkembangan Kesenian
3. Aliran-aliran Kesenian

 

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keindahan
Kebudayaan diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, terutama kebutuhan hidup fisiknya. Setelah kebutuhan pokok dapat dipenuhi maka manusia menciptakan kesenian yang merupakan salah satu kebutuhan psikisnya yang tercukupi melalui rasa indah (seni rasa indah). Kesenian merupakan bagian kecil dari kebudayaan dan kelanjutan dari kebudayaan. Karena kebudayaan yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan fisik, cenderung pada kebutuhan material. Apabila kebutuhan ini telah terpenuhi, manusia akan mencari kebutuhan lain yang belum diperolehnya. Dan kebutuhan itu adalah kebutuhan psikis yang cenderung pada kebutuhan spiritual, termasuk di dalamnya kesenian.

Pada umumnya, kesenian dapat dinikmati oleh manusia melalui dua macam inderanya, yaitu indera mata dan indera telinga atau keduanya secara serentak. Keindahan dalam hubungannya dengan kedua macam indera itu, dibedakan atas tiga macam, yaitu seni rupa, seni suara, dan seni pertunjukan.

 Seni Rupa
Seni rupa merupakan kesenian yang dapat dinikmati melalui indera mata sehingga sifatnya visual. Wujudnya antara lain adalah seni bangunan, seni relief atau ukiran timbul, seni lukis, dan seni rias.

 Seni Suara
Seni suara merupakan kesenian yang dapat dinikmati melalui indera telinga sehingga sifatnya audio. Wujudnya antara lain adalah seni vocal, seni instrumental, dan seni sastra yang lisan.

 Seni Pertunjukan
Seni pertunjukan adalah kesenian yang dapat dinikmati melalui indera mata dan telinga sekaligus sehingga sifatnya audiovisual. Wujudnya antara lain adalah seni tari, seni drama, seni film.

B. Perkembangan Kesenian
Kesenian sebagai salah satu wujud dari karya manusia akan selalu tumbuh dan berkembang. Dalam perkembangannya, kesenian dapat dibedakan berdasarkan atas waktu, tempat, dan paham, adalah sebagai berikut :
 Perkembangan kesenian atas dasar waktu
Pada umumnya dibedakan atas tiga zaman, yaitu zaman kuno, zaman tengah, dan zaman modern.

 Perkembangan kesenian atas dasar tempat
Perkembangan kesenian ini dapat dibedakan atas kesenian rakyat, kesenian keraton, dan kesenian kota.

C. Aliran-aliran Kesenian
Di dalalm kesenian tersirat dua aliran besar dalam penciptaan kesenian, yaitu kuno dan modern. Yang kuno masih tergantung pada alam, sedangkan yang modern berusaha menciptakan sesuatu yang baru. Seni yang masih tergantung pada alam dikenal sebagai naturalisme atau realisme, sedangkan yang ciptaan manusia disebut ekspresionisme. Kedua macam aliran kesenian tersebut dapat terlihat dengan jelas dalam bidang seni lukis dan sastra.

 

BAB III
KESIMPULAN

Manusia menciptakan kesenian yang merupakan salah satu kebutuhan psikisnya yang tercukupi melalui rasa indah (seni rasa indah). Keindahan dapat dinikmati melalui indera penglihatan dan indera telinga. Kesenian merupakan bagian kecil dari kebudayaan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Widyosiswoyo, Supartono. 1992. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia.